Kamis, 30 September 2010

tari gandrung

                                           Manusia Dan Kebudayaan


    Masyarakat Yang Masih Kental Dengan Adat Dan Istiadat Nya,
Dan Pada Suatu Hari Ada Seorang wanita Cantik Yang Selalu Sakit-Sakitan
Oleh Karena Itu Nama Nya Di Ganti Menjadi Gandrung Oleh Sang Bibi
Sejak Saat Itu Pula Ia Menjadi Penari Gandrung Dari Panggung Satu Ke Panggung Yang Lain.
   Mulai Dari Menyambut Tamu Sampai Melayani Tamu,Karena Kecantikannya
Banyak Lelaki Yang Jatuh Hati Padanya,Jika Masih Muda  Lelaki Yang Ddatang Padanya
Akan Disambut Dengan Baik,Ttetapi Jika Lelaki Yang Sudah Tua Tidak Ditanggapi Nya
Suatu Hari Ia Menikah Dan Akhirnya Pernikahannya Pun Kandas Ditengah Jalan.
   Lalu Selang Berikutnya Ia Menikah Lagi Dan Sama Seperti Pernikahan Pertamanya
Kandas Ditengah Jalan Juga Karena Sang Suami Yang Tak Setia,Sejak Saat Itu Iya Masih
Menjadi Penari Gandrung Seketika Ia Kepingin Punya Anak Namun Harapannya
Pupus Dikarenakan Ia Tidak Mempunyai Suami Lagi.
    

Kamis, 23 September 2010

ilmu sosial budaya

              

Senjang, Dunia Pendidikan dan Kondisi Masyarakat

BADUNG, (PR).
Sampai saat ini, masih terjadi kesenjangan antara dunia pendidikan dengan realitas kondisi masyarakat Indonesia. Di tengah perkembangan masyarakat yang semakin tinggi, dunia pendidikan sibuk dengan beragam persoalan lama yang tidak mudah diurai.
"Padahal, ahli sosiolog merumuskan adanya relasi timbal balik antara pendidikan dan masyarakat Akan tetapi, realitasnya tidak, pendidikan berhadapan dengan setumpuk persoalan. Rendahnya penyerapan lulusan di dunia kerja, minimnya kreativitas manusia produk pendidikan, dan lainnya. Ini merupakan bukti adanya kesenjangan antara masyarakat dengan pendidikan," kata Sekretaris Umum Yayasan Universitas Islam Bandung Irfan Safrudin, saat Upacara Pelantikan Doktor, Magister, Program Profesi Akuntansi, dan Sarjana Lulusan Gelombang I Tahun Akademik 2009/2010, di Aula Universitas Islam Bandung, Jln. Tamansari Bandung, Sabtu (13/3).
Menurut Irfan, krisis nilai kultural akibat pengaruh ilmu dan teknologi, memunculkan beragam perubahan sosial. Para ahli perencanaan pendidikan katanya, telah mengidentifikasi beberapa fenomena seperti adanya kesenjangan kredibilitas, beban institusi pendidikan tinggi yang terlalu besar, serta kurangnya sikap idealisme dan citra sarjana.Pada kesempatan yang sama Rektor Unisba Prof. Thaufiq Boesoirie mengatakan, pada 2009 Unisba berhasil masuk dalam jajaran 126 perguruan tinggi (PTN/PTS) di Indonesia, yang dianggap baik secara kauli-tas kinerja. Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Unisba berada di urutan 32."Unisba juga berhasil masuk dalam daftar 58 PTN/PTS terbaik dari segi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMT) PT versi Dirjen Dikti. Meskipun masih di posisi 38," katanya.
Pada kesempatan tersebut Unisba melantik 662 lulusan, terdiri dari tiga orang program doktor, 53 orang program magister, 27 orang program profesi akutansi, dan 579 orang program sarjana. Di antara lulusan tersebut, terdapat 57 orang yang meraih predikat yudisium cum laude, IPK tertinggi, lulusan tercepat, dan lulusan termuda.Di antaranya adalah Nandang Sambas (Doktor Ilmu Hukum/3,83), T. Subarsyah (Doktor Ilmu Hukum/3,83), Aab Abdullah (Magister Manajemen Pendidikan Islam/3,90), Maya Amalia Oesman Palapah (Magister Ilmu Komunikasi Bis-nis/3.9°) Linda Lestari (Sarjana Perbankan Syariah/3,92), Atep Linda Ramdhany (Sarjana Ilmu Hukum dengan lama studi 3 tahun 4 bulan 20 hari), Nyayu Sania Dwi Putri C (Pendidikan Dokter lulus pada usia 21 tahun 1 bulan 21 hari). (A-157)-